Senin, 23 Agustus 2010

Minggu, 15 Agustus 2010

Hidup Adalah Pilihan

Apabila kita perhatikan kegiatan sehari-hari makluk Tuhan yang namanya manusia, ternyata mobilitasnya sangat luar biasa. Fenomena tersebut nampak jelas bila kita perhatikan lalu lalangnya manusia di jalan raya, baik pejalan kaki, penumpang angkutan umum (becak, bemo, bis kota dan taxi), pengendara kendaraan pribadi (sepeda, motor, mobil, dsb). Terlebih pada jam-jam sibuk (pagi jam kerja dan sore jam pulang kantor). Jalan penuh sesak, ....... yang dari utara ke selatan, dari timur ke barat dan sebaliknya, .......... seolah tidak ada habis-habisnya, sampai-sampai kita terasa enggan/malas berada di jalan pada saat-saat sibuk seperti itu.

Pertanyaan yang sering ada di benak kita, .... "Apa sebenarnya yang mereka cari ?".

Nampaknya sulit memperoleh jawabannya, karena kebutuhan manusia itu macam-macam dan tak terbatas. Masing-masing mempunyai tujuan berbeda-beda, apalagi bila yang dicari bukan sekedar kebutuhan hidup, tapi keinginan. Kebutuhan hidup terbatas, tapi keinginan tidak ada batasnya, selalu ingin yang lebih, ...... lebih, ....... lebih, ...... dan lebih lagi, dalam hal apapun (baru akan berhenti setelah dipanggil oleh Alloh SWA).

Karena terlalu banyaknya kebutuhan/keinginan manusia, sudah pasti tidak semua yang di butuhkan/inginkan dapat diperoleh, selalu saja ada hal-hal yang menghambat atau menghalangi baik yang berasal dari diri sendiri (internal), seperti keterbatasan anggaran, sarana-prasarana, phisik, atau pihak luar (external) seperti persaingan, tempat yang jauh, dan lainnya.

Semua yang dimiliki manusia serba terbatas, mata kita bisa melihat, .... tapi jarak pandang kita terbatas; Telinga kita bisa mendengar, ..... tapi suara yang bisa kita dengar terbatas; Melalui mulut kita bisa bersuara, .... tapi suara kita juga terbatas. Demikian halnya dengan kemampuan-kemampuan kita yang lain, .... semuanya serba terbatas.

Keterbatasana juga ditunjukkan oleh tidak mungkinnya seorang berada di dua tepat yang berbeda pada waktu/saat yang sama, misalnya: tidak mungkin nonton bola di stadion bersamaan dengan menonton film di studio, walau sebenarnya kita ingin melihat keduanya.

Karena banyaknya keinginan yang kita inginkan, di sisi lain kita memiliki keterbatasan untuk untuk memperoleh yang kita inginkan, maka yang bisa kita lakukan adalah memilih, oleh karena itu hidup ini adalah pilihan, kareana sebenarnya dalam hidup ini selalu ada alternatip, dan bagi orang normal, seseorang akan bersikap rasional dalam menentukan pilihannya berdasarkan pertimbangan/referensi yang dimiliki. Pertimbangan memilih adalah utility (nilai guna), dalam menentukan pilihan seseorang sering mempertimbangkan utility yang dirasakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Apakah pilihan tersebut pasti benar ?

Benar tidaknya pilihan bukan yang utama, tetapi keberanian untuk memutuskan dalam memilih itulah yang lebih penting. Banyak orang gagal karena tidak berani memilih (mengambil) keputusan. Keputusan yang salah merupakan jalan untuk menuju benar, asal kita menyadari kesalahan dan memperbaiki kesalahan tersebut, karena kita tidak tahu yang benar sebelum tahu yang salah.

Untuk sukses jangan takut memilih.